Rabu, 09 Februari 2011

Mencinta Hingga Terluka

Info belajar konseling:
Www.pedulikonseling.or.id


Mencinta Hingga Terluka:
Proses Memaafkan
( Roswitha & Julianto)


Ada lima tahap penting dalam proses kita mengampuni orang lain. Pertama, adalah kemampuan menyadari dan menerima rasa sakit hati kita akibat perbuatan orang lain. Jangan menolak, menyangkal atau menganggap remeh sakit hati anda itu. Sadari juga akibat-akibat yang sudah ditimbulkan rasa sakit itu.

Kedua, cobalah memahami alasan orang itu menyakiti hati anda. Mengampuni hanya akan terjadi bila kita mengulurkan tangan kita kembali kepada pihak yang bersalah. Berusaha melihat nilai-nilai baik yang ada pada orang yang melukai kita. Belajar memahami dari perspektif orang tersebut, meski hal ini tidaklah mudah.

Ketiga sadarilah bahwa ada kalanya anda tidak sanggup memikul akibat itu sendirian.Anda perlu membagikan kesusahan dan penderitaan anda pada seseorang yang anda percayai. Ada kalanya anda frustrasi menghadapi kenyataan itu dan kadang menjadi begitu sayang diri. Misal, muncullah pertanyaan : ”mengapa saya harus mengalami hal ini.?” Kita juga perlu ingat bahwa masa lalu adalah kenyataan yang tidak dapat diubah, kita harus belajar menerimanya dan bahkan menjadikannya bagian penting dari pembentukan diri kita seutuhnya. Dengan kesadaran ini akan muncul kekuatan dan kemauan untuk membangun kembali hubungan dengan orang yang sudah melukai kita. Pengampunan berarti kita membuka dan membangun kembali hubungan yang sudah rusak dan retak tadi.

Keempat, kadang juga timbul kemarahan. Kita tidak mau menjadi korban dari kesalahan orang lain. Tahap kelima adalah, anda mulai menerima kenyataan anda terluka dan haryus menghadapi secara riel. Pada tahap ini anda berusaha menjadi pribadi yang tetap bahagia meski mengalami kesusahan akibat ulah orang lain.

Satu hal yang kita syukuri adalah bahwa pengalaman terluka ini akan membuat kita punya kekuatan untuk menghadapi luka yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dalam sebuah relasi yang dekat dan kuat akan selalu ada kemungkinan untuk kita saling mengecewakan.

Tidak Memaafkan Adalah Kejahatan

Memaafkan atau tidak adalah sebuah pilihan. Memaafkan atau tidak adalah sebuah pencobaan yang besar. Kita harus memutuskan bagi diri kita sendiri, kita mengampuni atau tidak. Mengampuni memang berisiko. Kita berkorban perasaan, harga diri, dan lainnya. Tetapi bila kita memutuskan tidak mau mengampuni, itu juga pilihan yang berisiko. Ini dapat menyita energi, semangat bahkan kesehatan kita. Jika kita tidak mengampuni, itu justru menghukum diri kita sendiri. Dendam akan menghukum kita, merampas energi, waktu kita, menghancurkan kesenangan dan juga kesehatan kita. Pepatah Cina berkata, ”Siapa bermaksud membalas dendam, ia harus menggali dua lubang kubur”. Dendam juga dapat merusak hubungan pribadi kita dengan Allah.

Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?

Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."

Selain suatu kejahatan, tidak mengampuni adalah sebuah ikatan, sebuah penjara yang paling kejam. Hanya kuasa cinta Tuhan dapat membebaskan kita.

Beberapa Langkah Praktis Untuk Memaafkan :

1. Mengakui kebutuhan anda untuk disembuhkan

Bagi banyak orang hal ini bukan masalah, tetapi jika kita terluka dan tidak mengakui, maka jelas tidak ada tempat untuk pertolongan. Mengakui kebutuhan kita merupakan suatu tanda kesehatan mental yang baik dan bukti sikap yang jujur. Seringkali kita ingin mengakui tapi kita takut untuk ditolak. Kerelaan untuk belajar dan kerendahan-hatilah yang akan mengizinkan kesembuhan dimulai. Mulailah bersikap jujur dengan Allah, kemudian cari teman yang bisa mengerti keadaan anda. Kejujuran akan mendatangkan kasih karunia Allah dalam hidup kita.

2. Mengakui emosi yang negatif

Beberapa di antara kita mengarungi kehidupan dengan mengumpulkan emosi yang negatif. Kita tidak diajarkan bagaimana mengenali atau mengkomunikasikan perasaan kita sehingga kita menimbun kemarahan, kekecewaan, ketakutan, kepahitan dan emosi negatif lain sejak kanak-kanak. Kita menindih emosi negatif yang satu di atas yang lain, sama seperti menumpuk sampah. Proses penimbunan emosi ini menghasilkan akibat yang tragis.

Emosi itu sendiri bukanlah dosa. Emosi dapat menghasilkan sikap berdosa jika diarahkan dengan cara yang negatif kepada Allah, diri sendiri, dan orang lain. Untuk memutuskan lingkaran penindasan emosi mintalah Allah untuk memberi Anda kesempatan mengungkapkannya kepada orang yang mengerti anda dan memberikan dorongan untuk jujur dengan perasaan anda.

3. Belajar mengampuni

Mengampuni bukan sekedar melupakan kesalahan yang dilakukan seseorang terhadap kita. Mengampuni berarti memaafkan orang untuk kesalahan yang telah diperbuatnya. Mengampuni berarti menunjukkan kasih dan penerimaan, meskipun disakiti. Mengampuni seringkali merupakan suatu proses dan bukan suatu tindakan ‘sekali jadi’.

Pengampunan adalah membuat keputusan secara sadar untuk berhenti membenci karena kebencian itu sama sekali tidak ada gunanya. Kita terus mengampuni sampai rasa sakit itu hilang. Semakin dalam lukanya, semakin besar energi atau daya pengampunan itu diperlukan. Memaafkan bukanlah tindakan yang dilakukan kadang-kadang saja, melainkan merupakan sikap yang permanen. Sama seperti seorang dokter harus membersihkan luka di tubuh kita dan menjaga agar jangan terkena infeksi supaya dapat sembuh dengan baik. Begitu pula kita harus menjaga kebersihan luka-luka batin kita dari kepahitan supaya luka itu cepat sembuh.

Mengampuni adalah antiseptik bagi luka batin kita. Jika kita sudah menerima pengampunan secara cuma-cuma dari Tuhan. Dia meminta kita memaafkan sesama kita yang bersalah kepada kita.

Akhirnya, Menerima Maaf Melegakan Hati. Memaafkan Diri Sendiri itu Sehat. Memaafkan Sesama, itu Ilahi. Melatih Orang Memaafkan, itu Mulia. Membantu Orang Menerima Pengampunan Tuhan, itu memberinya Hidup Kekal.

Dari buku Mencinta Hingga Terluka (Gramedia)

Oleh:
Roswitha Ndraha dan Julianto Simanjuntak

Pengantar: Prof. Irwanto, Ph.D
(Guru Besar Fak Psikologi Unika Atmajaya Jakarta)

Endorsemen oleh Agung Adiprasetyo (CEO Kompas-Gramedia)






sumber : Peduli Konseling Nusantara
Visi: 1 Pusat Konseling setiap Kota (Pelikan, 2030)

"Harapkanlah hal-hal yg besar dari Allah; usahakanlah hal-hal besar bagi Allah." (William Carey)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar