Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 18 Maret 2011

Say YES to GAMBARU!

Saya tertarik untuk men share artikel ini, karena sangat inspiratif

semoga bermanfaat bagi pembaca.

Selamat membaca

________________________

Oleh Rouli Esther Pasaribu pada 14 Maret 2011 jam 12:02

Terus terang aja, satu kata yang bener2 bikin muak jiwa raga setelah tiba di Jepang dua tahun lalu adalah : GAMBARU alias berjuang mati-matian sampai titik darah penghabisan. Muak abis, sumpah, karena tiap kali bimbingan sama prof, kata-kata penutup selalu : motto gambattekudasai (ayo berjuang lebih lagi), taihen dakedo, isshoni gambarimashoo (saya tau ini sulit, tapi ayo berjuang bersama-sama), motto motto kenkyuu shitekudasai (ayo bikin penelitian lebih dan lebih lagi). Sampai gw rasanya pingin ngomong, apa ngga ada kosa kata lain selain GAMBARU? apaan kek gitu, yang penting bukan gambaru.

Gam baru itu bukan hanya sekadar berjuang2 cemen gitu2 aja yang kalo males atau ada banyak rintangan, ya udahlah ya...berhenti aja. Menurut kamus bahasa jepang sih, gambaru itu artinya : "doko made mo nintai shite doryoku suru" (bertahan sampai kemana pun juga dan berusaha abis-abisan) Gambaru itu sendiri, terdiri dari dua karakter yaitu karakter "keras" dan "mengencangkan". Jadi image yang bisa didapat dari paduan karakter ini adalah "mau sesusah apapun itu persoalan yang dihadapi, kita mesti keras dan terus mengencangkan diri sendiri, agar kita bisa menang atas persoalan itu" (maksudnya jangan manja, tapi anggap semua persoalan itu adalah sebuah kewajaran dalam hidup, namanya hidup emang pada dasarnya susah, jadi jangan ngarep gampang, persoalan hidup hanya bisa dihadapi dengan gambaru, titik.). Terus terang aja, dua tahun gw di jepang, dua tahun juga gw ngga ngerti, kenapa orang2 jepang ini menjadikan gambaru sebagai falsafah hidupnya.

Bahkan anak umur 3 tahun kayak Joanna pun udah disuruh gambaru di sekolahnya, kayak pake baju di musim dingin mesti yang tipis2 biar ngga manja terhadap cuaca dingin, di dalam sekolah ngga boleh pakai kaos kaki karena kalo telapak kaki langsung kena lantai itu baik untuk kesehatan, sakit2 dikit cuma ingus meler2 atau demam 37 derajat mah ngga usah bolos sekolah, tetap dihimbau masuk dari pagi sampai sore, dengan alasan, anak akan kuat menghadapi penyakit jika ia relawan penyakitnya itu sendiri.

Akibatnya, kalo naik sepeda di tanjakan sambil bonceng Joanna, dan gw ngos2an kecapean, otomatis Joanna ngomong : Mama, gambare! Mama faitoooo! (mama ayo berjuang, mama ayo fight!). Pokoknya jangan manja sama masalah deh, gambaru sampe titik darah penghabisan it's a must!

Gw bener2 baru mulai sedikit mengerti mengapa gambaru ini penting banget dalam hidup, adalah setelah terjadi tsunami dan gempa bumi dengan kekuatan 9.0 di jepang bagian timur. Gw tau, bencana alam di Indonesia seperti tsunami di aceh, nias dan sekitarnya, gempa bumi di padang, letusan gunung merapi....juga bukanlah hal yang gampang untuk dihadapi.

Tapi, tsunami dan gempa bumi di jepang kali ini, jauuuuuh lebih parah dari semuanya itu. Bahkan, ini adalah gempa bumi dan tsunami terparah dan terbesar di dunia. Wajaaaaaaar banget kalo kemudian pemerintah dan masyarakat jepang panik kebingungan karena bencana ini. Wajaaaaar banget kalo mereka kemudian mulai ngerasa galau, nangis2, ga tau mesti ngapain.

Bahkan untuk skala bencana sebesar ini, rasanya bisa "dimaafkan" jika stasiun-stasiun TV memasang sedikit musik latar ala lagu-lagu ebiet dan membuat video klip tangisan anak negeri yang berisi wajah-wajah korban bencana yang penuh kepiluan dan tatapan kosong tak punya harapan. bagaimana tidak, tsunami dan gempa bumi ini benar-benar menyapu habis seluruh kehidupan yang mereka miliki. Sangat wajar jika kemudian mereka tidak punya harapan.

Tapi apa yang terjadi pasca bencana mengerikan ini? Dari hari pertama bencana, gw nyetel TV dan nungguin lagu-lagu ala ebiet diputar di stasiun TV. Nyari-nyari juga di mana rekening dompet bencana alam. Video klip tangisan anak negeri juga gw tunggu2in. Tiga unsur itu (lagu ala ebiet, rekening dompet bencana, video klip tangisan anak negeri), sama sekali ngga disiarkan di TV.

Jadi yang ada apaan dong? Ini yang gw lihat yang disiarkan di stasiun2 TV JEPANG :

1. Peringatan pemerintah agar setiap warga tetap waspada

2. Himbauan pemerintah agar seluruh warga jepang bahu membahu menghadapi bencana (termasuk permintaan untuk menghemat listrik agar warga diwilayah tokyo dan tohoku ngga lama-lama terkena mati lampu)

3. Permintaan maaf dari pemerintah karena terpaksa harus melakukan pemadaman listrik terencana

4. Tips-tips menghadapi bencana alam

5. Nomor telepon call centre bencana alam yang bisa dihubungi 24 jam

6. Pengiriman tim SAR dari setiap perfektur menuju daerah-daerah yang terkena bencana

7. Potret warga dan pemerintah yang bahu membahu menyelamatkan warga yang terkena bencana (sumpah sigap banget, nyawa di jepang benar-benar bernilai banget harganya)

8. Pengobaran semangat dari pemerintah yang dibawakan dengan gaya tenang dan tidak emosional : mari berjuang sama-sama menghadapi bencana, mari kita hadapi (government official pake kata norikoeru, yang kalo diterjemahkan secara harafiah : menaiki dan melewati) dengan sepenuh hati

9. Potret para warga yang terkena bencana, yang saling menyemangati:”ada yang nyari istrinya, belum ketemu2, mukanya udah galau banget, tapi tetap tenang dan ngga emosional, disemangati nenek2 yang ada ditempat pengungsian : gambatte sagasoo! kitto mitsukaru kara. Akiramenai de (ayo kita berjuang cari istri kamu. Pasti ketemu. Jangan menyerah)”.

Tulisan di twitter : ini gempa terbesar sepanjang sejarah. Karena itu, kita mesti memberikan usaha dan cinta terbesar untuk dapat melewati bencana ini; Gelap sekali di Sendai, lalu ada satu titik bintang terlihat terang. Itu bintang yang sangat indah. Warga Sendai, lihatlah ke atas.

Sebagai orang Indonesia yang tidak pernah melihat cara penanganan bencana ala gambaru kayak gini, gw bener-bener merasa malu dan di saat yang bersamaan : kagum dan hormat banget sama warga dan pemerintah Jepang. Ini negeri yang luar biasa, negeri yang sumber daya alamnya terbatas banget, negeri yang alamnya keras, tapi bisa maju luar biasa dan punya mental sekuat baja, karena : falsafah gambaru-nya itu. Bisa dibilang, orang-orang jepang ini ngga punya apa-apa selain GAMBARU. Dan, gambaru udah lebih dari cukup untuk menghadapi segala persoalan dalam hidup.

Bener banget, kita mesti berdoa, kita mesti pasrah sama Tuhan. Hanya, mental yang apa-apa "nyalahin" Tuhan, bilang2 ini semua kehendakNya, Tuhan marah pada umatNya, Tuhan marah melalui alam maka tanyalah pada rumput yang bergoyang.....

I guarantee you 100 percent, selama masih mental ini yang berdiam didalam diri kita, sampai kiamat sekalipun, gw rasa bangsa kita ngga akanbisa maju. kalau ditilik lebih jauh, "menyalahkan" Tuhan atas semua bencana dan persoalan hidup, sebenarnya adalah kata lain dari ngga berani bertanggung jawab terhadap hidup yang dianugerahkan Sang Pemilik Hidup. Jika diperjelas lagi, ngga berani bertanggungjawab itu maksudnya: lari dari masalah, ngga mau ngadepin masalah, main salah2an, ngga mau berjuang dan baru ketemu sedikit rintangan aja udah nangis manja.

Kira-kira setahun yang lalu, ada sanak keluarga yang mempertanyakan, untuk apa gw menuntut ilmu di Jepang. Ngapain ke Jepang, ngga ada gunanya, kalo mau S2 atau S3 mah, ya di eropa atau amerika sekalian, kalo di Jepang mah nanggung. Begitulah kata beliau.

Sempat terpikir juga akan perkataannya itu, iya ya, kalo mau go international ya mestinya ke amrik atau eropa sekalian, bukannya jepang ini. Toh sama-sama asia, negeri kecil pula dan kalo ga bisa bahasa jepang, ngga akan bisa survive di sini. Sampai sempat nyesal juga,kenapa gw ngedaleminnya sastra jepang dan bukan sastra inggris atau sastra barat lainnya.

Tapi sekarang, gw bisa bilang dengan yakin sama sanak keluarga yang menyatakan ngga ada gunanya gw nuntut ilmu di jepang. Pernyataan beliau adalah salah sepenuhnya. Mental gambaru itu yang paling megang adalah jepang. Dan menjadikan mental gambaru sebagai way of life adalah lebih berharga daripada go international dan sejenisnya itu. Benar, sastra jepang, gender dan sejenisnya itu, bisa dipelajari di mana saja. Tapi, semangat juang dan mental untuk tetap berjuang abis-abisan biar udah ngga ada jalan, gw rasa, salah satu tempat yang ideal untuk memahami semua itu adalah di jepang. Dan gw bersyukur ada di sini, saat ini.

Maka, mulai hari ini, jika gw mendengar kata gambaru, entah di kampus, di mall, di iklan-iklan TV, di supermarket, di sekolahnya joanna atau dimana pun itu, gw tidak akan lagi merasa muak jiwa raga.

Sebaliknya, gw akan berucap dengan rendah hati : Indonesia jin no watashi ni gambaru no seishin to imi wo oshietekudasatte, kokoro kara kansha itashimasu. Nihon jin no minasan no yoo ni, gambaru seishin wo mi ni tsukeraremasu yoo ni, hibi gambatteikitai to omoimasu. (Saya ucapkan terima kasih dari dasar hati saya karena telah mengajarkan arti dan mental gambaru bagi saya, seorang Indonesia. Saya akan berjuang tiap hari, agar mental gambaru merasuk dalam diri saya, seperti kalian semuanya, orang-orang Jepang).

Say YES to GAMBARU!

Minggu, 06 Februari 2011

Rasa Malas


Rasa malas kerap digambarkan sebagai hilangnya motivasi seseorang untuk
melakukan kegiatan atau pekerjaan. Ini merupakan sejenis penyakit mental
yang dapat berakibat buruk dan sangat merugikan. Perasaan malas dapat
menyebabkan kinerja seseorang menjadi kacau karena tidak mengerjakan
tugas-tugasnya dengan baik. Segala macam kesuksesan tidak akan menghampiri
bila penyakit ini masih menempel dalam diri seseorang.

Menurut Edy Zaqeus, rasa malas diartikan sebagai keengganan seseorang
untuk melakukan sesuatu. Yang termasuk dalam keluarga besar malas adalah
menolak tugas, tidak disiplin, tidak tekun, rasa sungkan, suka menunda
pekerjaan, dan mengalihkan diri dari kewajiban. Malas berdampak terhadap
produktivitas kerja. Karena malas, seseorang menjadi tidak produktif
bahkan mengalami stagnasi. Badan terasa lesu, semangat dan gairah menurun,
ide pun tak mengalir. Akibatnya, kita tidak mempunyai kekuatan apa pun
untuk bekerja secara optimal. Jika dibiarkan berlarut-larut, penyakit
malas akan semakin ‘kronis’.

Negatif

Kebiasaan malas biasanya muncul lantaran kita suka mengaitkan pemikiran
dengan sudut pandang yang negatif. Saat membayangkan setumpuk tugas yang
harus dilakukan atau kegiatan lain yang menjadi tanggung jawab kita,
bukannya segera kita selesaikan pekerjaan itu, kita malah menundanya
sehingga mengundang stres.

Untuk mengatasi rasa malas, kita harus membuat tujuan dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari. Tanpa tujuan yang benar, kita hanya bergerak secara
naluriah. Posisi seperti ini akan membuat kita menjadi pasif, yang
ditandai dengan selalu menunggu perintah, tergantung pada situasi, dan
cenderung menyerah kepada nasib. Untuk memunculkan gairah dan motivasi,
kita harus berani memutuskan tujuan hidup kita.

Selain itu, Anda perlu selalu mengasah kemampuan. Dengan memiliki
kemampuan yang baik, perasaan malas dapat segera diatasi. Dalam hal ini,
Anda dapat menghadapi dan menyelesaikan masalah di pekerjaan karena
memiliki kemampuan untuk melakukannya. Dengan sendirinya, ini akan
memperkuat rasa percaya diri, menebalkan komitmen pencapaian tujuan, dan
tentu saja menumbuhkan semangat. Sebaliknya, bila kita menolak aktivitas
pembelajaran, komitmen kita akan melemah yang pada gilirannya dapat
menurunkan semangat kerja dan menimbulkan kemalasan yang berkepanjangan.

Menambah pergaulan juga dapat mengatasi rasa malas yang timbul di kantor.
Sebaiknya Anda jangan terlalu lama duduk berdiam diri. Dengan bangkit dan
menghampiri orang-orang yang sedang tekun serta semangat dalam melakukan
pekerjaannya, akan membangkitan motivasi kita untuk bekerja. Pancaran
optimisme dan semangat itu dapat menginspirasi kita, bahkan menularkan
semangat yang sama kepada orang lain. Selain itu, menerapkan disiplin
dalam aktivitas sehari-hari merupakan obat mujarab untuk menumbuhkan
kebiasaan positif dalam diri kita.

Bangkit dari Malas

Bila segala daya dan upaya telah Anda lakukan namun perasaan malas itu
tetap bercokol dalam diri Anda, maka cobalah tips yang telah dipraktikkan
oleh Rahmadsyah, seorang Mind-Therapist, ini. Menurutnya, seseorang yang
mengetahui bahwa dirinya sedang malas dapat menggunakan perasaan itu
sebagai alat untuk mencapai hasrat terbesar. Bagaimana caranya? Berikut
ini cara yang pernah ia praktikkan:

Pertama, control the state.

Jika rasa malas merasuki tubuh dan pikiran Anda, segeralah mengubah
kondisi fisik Anda. Kalau tadinya Anda duduk dengan bahu agak turun ke
bawah, sehingga tubuh Anda tak bertenaga, lemah, lesu, letih, dan loyo,
sekarang bangkitlah dan berdiri tegak. Lihat ke atas, tarik napas yang
dalam, kemudian hembuskan kembali. Lakukan sebanyak 3x atau sampai Anda
merasa nyaman.

Kedua, visualisasikan mimpi Anda.

”Saya pernah mempraktikkan ini bersamaan dengan control the state dan
hasilnya luar biasa,” ungkap Rahmadsyah. Anthony Robbins juga menuliskan
dalam bukunya Awaken The Giant Within bahwa salah satu penyebab seseorang
tidak termotivasi hingga jadi tidak bersemangat dan bermalas-malasan,
karena mimpi-mimpi yang Anda tulis atau Anda inginkan, kurang
menginspirasi Anda untuk bertindak. Tatkala Anda mencoba
memvisualisasikannya, Anda telah melakukan perubahan besar. Anda telah
mengganti pikiran dan fokus, dari tatapan kosong, blank, tidak tahu harus
melakukan apa menjadi terisi gambaran besar akan terwujudnya cita-cita
Anda. Semakin kuat visualisasi Anda, gambar, suara, semakin detail Anda
melakukannya, semakin besar pula khasiatnya.

Sekalipun seseorang memiliki cita-cita atau impian yang besar, jika
kemalasannya mudah muncul, cita-cita atau impian besar itu akan tetap
tinggal di alam mimpi. Jadi, kalau kita ingin sukses, buanglah perasaan
malas Anda dan bangkitlah! ■ Muchamad Ifand

(di share dari milis)

Jadi pilihan di tangan kita

Selasa, 18 Januari 2011

Kelompok 99


(sumber : unknown).
Apakah Anda termasuk anggota Kelompok 99? Apa yang sedang saya
bicarakan? Mari dengar suatu kisah terlebih dahulu dan baru Anda bisa
menjawabnya.

Zaman dahulu kala, hiduplah seorang Raja. Raja ini seharusnya puas
dengan kehidupannya, dengan segala harta benda dan kemewahan yang ia
miliki. Tapi Raja ini tidak seperti itu. Sang Raja selalu bertanya-tanya
mengapa ia tidak pernah puas dengan kehidupannya. Tentu saja, ia
memiliki perhatian semua orang kemana pun ia pergi, menghadiri jamuan
makan malam dan pesta yang mewah, tetapi, ia tetapi merasa ada sesuatu
yang kurang dan ia tidak tahu apa sebabnya.

Suatu hari, sang Raja bangun lebih pagi dari biasanya dan memutuskan
untuk berjalan-jalan di sekitar istananya. Sang Raja masuk ke dalam
ruang tamunya yang luas dan berhenti ketika ia mendengarkan seseorang
bernyanyi dengan riang... dan perhatiannya tertuju kepada salah satu
pembantunya. .. yang bersenandung gembira dan wajahnya memancarkan
sukacita serta kepuasan. Hal ini menarik perhatian sang Raja dan ia pun
memanggil si hamba masuk ke dalam ruangannya.

Pria ini, si hamba, masuk ke dalam ruangan sang Raja seperti yang telah
diperintahkan. Lalu sang Raja bertanya mengapa si hamba begitu riang
gembira. Kemudian, si hamba menjawab, "Yang Mulia, diri saya tidaklah
lebih dari seorang hamba, namun apa yang saya peroleh cukup untuk
menyenangkan istri dan anak-anak saya. Kami tidak memerlukan banyak,
sebuah atap di atas kepala kami dan makanan yang hangat untuk mengisi
perut kami. Istri dan anak-anak saya adalah sumber inspirasi saya,
mereka puas dengan apa yang bisa saya sediakan walaupun sedikit. Saya
bersukacita karena mereka bersukacita. "

Mendengar hal tersebut, sang Raja menyuruh si hamba keluar dan kemudian
memanggil asisten pribadinya masuk ke dalam ruangan.Sang Raja berusaha
mengkaji perasaan pribadinya dan mengkaitkan dengan kisah yang baru saja
didengarnya, berharap dirinya dapat menemukan suatu alasan mengapa ia
seharusnya dapat merasa puas dengan apa yang dapat diperoleh dengan
sekejap tetapi tidak, sedangkan hambanya hanya memperoleh sedikit harta
tetapi memiliki rasa kepuasan yang besar. Dengan penuh perhatian, sang
asisten pribadi mendengarkan ucapan sang Raja dan kemudian menarik
kesimpulan. Ujarnya, "Yang Mulia, saya percaya si hamba itu belum
menjadi bagian dari kelompok 99." "Kelompok 99? Apakah itu?" tanya sang
Raja. Kemudian, sang asisten pribadi menjawab, "Yang Mulia, untuk
mengetahui apa itu Kelompok 99, Yang Mulia harus melakukan hal ini...
letakkan 99 koin emas dalam sebuah kantung dan tinggalkan kantung
tersebut di depan rumah si hamba, setelah itu Yang Mulia akan mengerti
apa itu Kelompok 99."

Sore harinya, sang Raja mengatur agar si hamba memperoleh kantung yang
berisi 99 koin emas di depan rumahnya. Walaupun ada sedikit keraguan
mucul, dan sang Raja ingin memberikan 100 koin emas, namun ia menuruti
nasihat si asisten pribadi dan tetapi meletakkan 99 koin emas.

Esok harinya, ketika si hamba baru saja hendak melangkahkan kakinya
keluar rumah, matanya melihat sebuah kantung. Bertanya-tanya dalam
hatinya, ia membawa kantung itu masuk ke dalam dan membukanya. Ketika
melihat begitu banyak koin emas di dalamnya, ia langsung berteriak
girang. Koin emas... begitu banyak! Hampir ia tidak percaya. Kemudian ia
memanggil istri dan anak-anaknya keluar memperlihatkan temuannya. Si
hamba meletakkan kantung tersebut di atas meja, mengeluarkan seluruh
isinya dan mulai menghitung. Hanya 99 koin emas, dan ia pun merasa aneh.
Dihitungnya kembali, terus menerus dan tetap saja, hanya 99 koin emas.
Si hamba mulai bertanya-tanya, kemanakah koin yang satu lagi? Tidak
mungkin seseorang hanya meninggalkan 99 koin emas. Ia pun mulai
menggeledah seluruh rumahnya, mencari koin yang terakhir. Setelah ia
merasa letih dan putus asa, ia memutuskan untuk bekerja lebih keras lagi
untuk menggantikan 1 koin itu agar jumlahnya genap 100 koin emas.

Keesokan harinya, ia bangun dengan suasana hati yang benar-benar tidak
enak, berteriak-teriak kepada istri dan anak-anaknya, tidak menyadari
bahwa ia telah menghabiskan malam sebelumnya dengan bekerja keras agar
ia mampu membeli 1 koin emas. Si hamba bekerja seperti biasa, tetapi
tidak dengan suasana hati yang riang, bersiul-siul seperti biasanya. Dan
si hamba pun tidak menyadari bahwa sang Raja memperhatikan dirinya
ketika ia melakukan pekerjaan hariannya dengan bersungut-sungut.

Sang Raja bingung melihat sikap si hamba yang berubah begitu drastis,
lalu memanggil asisten pribadinya masuk ke dalam ruangan. Diceritakan
apa yang telah dilihatnya dan si asisten pribadinya tetap mendengarkan
dengan penuh perhatian. Sang Raja bertanya, bukankah seharusnya si hamba
itu lebih riang karena ia telah memiliki koin emas.

Jawab si asisten,"Ah. . tetapi, Yang Mulia, sekarang hamba itu secara
resmi telah masuk ke dalam Kelompok 99." Lanjutnya, "Kelompok 99 itu
hanyalah sebuah nama yang diberikan kepada orang-orang yang telah
memiliki semuanya tetapi tidak pernah merasa puas, dan mereka terus
bekerja keras mencoba mencari 1 koin emas yang terakhir agar genap 100
koin emas. Kita harusnya merasa bersyukur dengan apa yang ada, dan kita
bisa hidup dengan sedikit yang kita miliki. Tetapi ketika kita diberikan
yang lebih baik dan lebih banyak, kita menghendaki lebih! Tidak menjadi
orang yang sama lagi, yang puas dengan apa yang ada, tetapi kita terus
menghendaki lebih dan lebih dan memiliki keinginan seperti itu kita
membayar harga yang tidak kita pun sadari. Kehilangan waktu tidur,
kebahagiaan, dan menyakiti orang-orang yang berada di sekitar kita hanya
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan kita sendiri. Orang-orang seperti
itulah yang tergabung dalam Kelompok 99!"

Mendengar hal itu, sang Raja memutuskan bahwa untuk selanjutnya, ia akan
mulai menghargai hal-hal yang kecil dalam hidup. *Berusaha untuk
memiliki lebih itu bagus, tetapi jangan berusaha terlalu keras sehingga
kita kehilangan orang-orang yang dekat dengan kita,
jangan pernah
menukar kebahagiaan dengan kemewahan
... .......*


Minggu, 15 Februari 2009

Apple iPod Touch


Apple has been lauch iPod Touch in Korea market which is many people waiting this device. The lightweight iPhone is more skinny than the iPhone or old iPod 30GB video. Also it little bit shorter with 4.3×2.4×0.3 inch dimension.



IPod Touch has 3.5 inch multi touch wide screen with 480×30 resolution and 163 pixel per inch which is identical with iPhone. The real panel has shiny stainless steel but not like brush metallic like iPhone had. In the upper left you can find black patch of plastic for WiFi antenna. The 30pin iPod connection and headphone jack rest on the bottom of device. The iPod Touch has no camera and had built-in accelerometer to make possible all those view change when player is held horizontally.



The navigation of music, video, photo menu is identically with iPhone. You can scroll down the list of artist, album, and playlist in vertical mode or turn the player horizontally. The audio performance is excellent and the price only $299 before tax.
 
Published September 19, 2007 in Apple, Gadgets, iPod

Apple iPod Touch

Kisah Sukses : William Colgate

Colgate adalah nama sebuah perusahaan. Jika mendengar nama itu, kebanyakan orang Amerika pasti akan langsung berpikir tentang pasta gigi. Tetapi, jika mereka tahu sejarah orang dibalik nama itu, mereka ,mungkin akan berpikir tentang kristus, dan jejak yang dijalani COlgate bersamaNya.

William Colgate lahir pada tanggal 25 januari 1783 di kota Kent, Inggris. Ayahnya, Robert adalah seorang petani yang dikenal sebagai intelektuual yang berani dan memiliki pemikiran politik yang tajam. 

Pada suatu hari, karena mendukung kemerdekaan negara koloni Inggris, RObert mendapat ancaman dari pihak penguasa. Namun, Tuhan campur tangan dengan mengirim seorang di tengah malam buta untuk memperingati keluarga Colgate. Dengan segera mereka terbang meninggalkan negara Inggris. Pembawa pesan itu mengatakan, jika saja mereka tetap di Inggris kemungkinan besar pasti dihukum penjara atau bahkan dihukum mati. Tapi apa yang buruk menurut dunia, Tuhan mengubahnya menjadi sebuah kebaikan.

Pelayaran
Keluarga Colgate naik kapal pada bukan maret 1798 dan berlayar menuju Amerika. Mereka menetap di sebuah perkebunan di Hartford Co., Kota Maryland.

Disana Ayah William bekerja sama dengan Ralph Maher untuk memulai usaha pembuatan sabun dan lilin.

William membantu kedua orang itu dan belajar dengan cepat. Tetapi, kenyataan berkata lain. Meski sudah bekerja keras, kerja sama itu gagal di tengah jalan. Robert Colgate kembali ke perkebunan dan William memutuskan untuk memulai usahanya sendiri. Setahun kemudian ia kekurangan modal, dan William Colgate harus menutup usahanya.

Meski gagal dua kali, William tidak menyerah. Ia mendapatkan pelajaran berharga. Ia percaya, Tuhan akan mengarahkan langkah Anda, Jika Anda mau mencariNya dab menyerahkan bisnis ANda kedalam rencanaNya, meski ada kegagalan.

Seorang teman kristiani yang bekerja di sebuah kanal kapal menasihati Colgate, "Berikan hatimu bagi Kristus. Berilah kepada Kristus apa yang menjadi milik Nya. Buatlah sabun dengan jujur. Berikan persembahanmu dengan jujur...dan seseorang akan menjadi pembuat sabun ternama di New York. Orang itu mungkin saja kamu."

Saat William mempelajari Alkitab, ia begitu tertarik dengan ayat dalam Kejadian 28:20-22, "Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untukdimakan dan pakaian untuk dipakai, sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka Tuhan akan menjadi Allahku. Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepadaMu."

Pada tahun 1804, COlgate dipekerjakan oleh sebuah perusahaan pembuat sabun sebagai pegawai magang. Pengamatan Colgate sangat tajam dan teliti. Dia terus memegang perintah Tuhan dalam Amsal, Yaitu memperhatikan perintah, meski perintah itu datang dari mereka yang gagal (Ams 24:30-32).

Colgate percaya bahwa perusahaan itu telah salah kelola, dan ternyata ia benar. Perusahaan itu akhirnya tutup pada tahun 1806, tapi reputasi dan ambisi Colgate memampukannya untuk menghubungi pada penyalur di kota lain. Ia memulai merintis usahanya kembali.

Dan mujizat terjadi. William Colgate dan perusahaannya itu sudah berhasil sejak awal. Dalam 6 bulan perusahaan itu sudah berhasil membuat produk-produk baru dengan bahan kanji. Segera, perusahaan itu mampu memproduksi sabun tangan, sabun toilet, dan sabun cukur.

Tidak Lalai
Meski Colgate sangat sibuk dalam pengembangan usaha, ia tidak mengabaikan waktu-waktu pribadinya dengan Tuhan. Kesuksesan Colgate dicapai karena ia mengikuti prinsip-prinsip Alkitab.

Seperti Yakub yang berjanji untuk memberi persembahan sulung kepada Tuhan, maka Colgate juga membuat janji yang sama. Sepuluh persen dari keuntungan Colgate dengan setia diberikan kepada Tuhan.

Tidak lama, Colgatye segera menjadi salah asatu pengusaha ternama di New York. Bisnis itu bukanlah satu-satunya yang bertumbuh dan berhasil. Colgate menikahi Mary Gilbert pada tahun 1811, dan bersamanya terlahir 11 anak. Pernikahannya dengan Mary disebut orang sebagai "Persekutuan yang indah dengan seorang yang menyenangkan."

Colgate bahkan menamai anaknya berdasarkan nama Alkitab. Ini menggambarkan cara pandang Alkitab dalam setiap aspek hidup mereka. Keluarga ini setia beribadah dan membaca Alkitab bersama.

Colgate sangat aktif dalam bermacam kegiatan sosial yang diadakan di gerejanya. Dia juga meyumbangkan banyak dana untuk lembaga pendidikan, termasuk Madison College, Hamilton, New York.

Karena kemurahan hatinya, sekolah itu kini berganti nama menjadi Colgate university. Dia juga adalah pendukung aktif kegiatan misionaris. Pada tahun 1816, Colgate memegang peranan penting dalam mengelola American Bible Society dan American and Foreign Bible SAociety. Dia juga melayani sebagai pengurus American Tract Society.

Selagi bisnisnya terus berkembang dan diberkati Tuhan, dia memerintahkan akuntannya untuk meningkatkan jumlah persembahannya, dari 20 persen menjadi 30 persen. Ketika dia terus berkomitmen untuk memberi, perusahaannya menjadi semakin diberkati Tuhan.

Saat ini, Colgate Palmolive adalah salah satu perusahaan tertua di Amerika dan dinobatkan oleh majalah Fortune sebagai salah satu dari 500 perusahaan paling sukses di Amerika. Angka penjualan revenue-nya mencapai US$ 9 miliar dan cabangnya telah berada di 221 negara di seluruh dunia.

Produknya telah berkembang memenuhi kebutuhan perorangan, pabrik samapai hewan peliharaan. Merk-nya telah dikenal di seluruh dunia seperti Colgate, Palmolive, Speed-Stick, Fab, Murphy, Ajax, dan Irish Spring.

Keberhasilan Colgate Palmolive adalah sebuah kesaksian tentang apa yang Tuhan sanggup kerjakan bagi mereka yang setia mengejar mimpinya dan berkomitmen untuk mengenal Tuhan, pribadi yang sanggup memenuhi mimpi-mimpinya.

sumber: unknown

(postingan milis)